Jumat, 20 Maret 2015

RESISTIVITAS DAN SUHU

RESISTIVITAS DAN SUHU

            Resistivitas sebuah konduktor logam hamper selalu bertambah dengan suhu yang semakin bertambah, jika suhu bertambah, ion-ion konduktor ini bergetar dengan amplitude yang semakin besar, yang membuat lebih cenderung terjadi tumbukan electron yang bergerak dengan ion, ini merintangi penyimpangan electron melalui konduktor sehingga akan merintangi arus. Pada jangkauan suhu yang kecil (<100˚).

            Resistivitas grafit (non logam) berkurang dengan semakin bertambahnya suhu, karena pada suhu yang lebih tinggi, lebih banyak electron “digoyang lepas” dari atom dan menjadi bebas bergerak; maka koefisien suhu resistivitas grafit adalah negative. Perilaku yang sama ini terjadi untuk bahan semikonduktor. Maka mengukur resistivitas sebuah Kristal semikonduktor yang kecil adalah sebuah pengukuran suhu yang peka; inilah prinsip sejenis thermometer yang dinamakan TERMISTOR.


            Beberapa material termasuk beberapa campuran logam dan oksida, memperlihatkan fenomena yang dinamakan SUPERKONDUKTIVITAS. Jika suhu berkurang, resistivitas itu mulanya akan berkurang secara mulus yang menyerupai konduktivitas sembarang logam. Tetapi pada saat suhu kritis tertentu terjadi peralihan fasa, dan risistivitas itu tiba-tiba turun ke nol. Sekali sebuah arus yang telah ditimbulkan dalam cincin superkonduksi, arus itu berada seterusnya tanpa kehadiran sebarang medan penggerak.

Sumber : Zemansky dan Sears Fisika Universitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar